Post Top Ad

authorHello, my name is Jack Sparrow. I'm a 50 year old self-employed Pirate from the Caribbean.
Learn More →

Post Top Ad

Jumat, 02 Desember 2016

Kompasiana: Pasar Intelektual Para Penulis

Saya termasuk pendatang baru di kompasiana sebagai kompasianer, meskipun jauh sebelumnya saya sudah sering berkunjung untuk sekedar melakukan rekreasi intelektual, mengisi waktu luang dan mencari informasi terkini tentang berbagai hal yang terjadi. Kompasiana tampak seperti rumah bersama para penulis yang saling berbagi manfaat dengan keunikan masing-masing. Semacam blog paguyuban yang saling membangun interaksi melalui wacana macam-macam yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Ada seorang teman yang menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi, selalu menganjurkan mahasiswanya untuk ikut bergabung dengan kompasiana: belajar menulis di sana. Ada pula seorang teman yang konsisten menulis di kompasiana dengan beragam tema dan informasi, termasuk menulis tentang kiprah tokoh-tokoh lokal yang akhirnya menjadi tokoh yang agak “menasional”. Ada lagi seorang teman yang sudah biasa menulis di media-media lokal, ketika mengirimkan tulisannya di kompasiana menemukan fakta yang berbeda: jangankan dijadikan headline, tulisan yang ia kirim tak masuk di artikel pilihan.

Kompasiana memang dikemas sangat demokratis: setiap orang diberi kesempatan yang sama untuk menjadi bagian di dalamnya. Setiap orang (baca: kompasianer) bebas menulis, tentu dengan ketentuan tulisan yang sudah ditetapkan oleh pihak pengelola. Kebebasan yang diberikan kepada siapa saja untuk bergabung, bukan berarti juga kekebasan bagi orang yang bersangkutan untuk menuliskan apa saja, dengan cara apa saja. Kebebasan tidak satu arah dengan kebablasan, apalagi sembarangan.

Namun demikian, ketentuan tulisan yang ditetapkan oleh pihak kompasiana masih memberikan ruang yang cukup bagi kompasianer untuk mengekspresikan imajinasi dan mengeksplorasi pemikiran sesuai kapasitas personal yang dimilikinya. Tak terlalu penting siapa yang menulis, tapi apa dan bagaimana ia menulis: setiap tulisan secara tersirat dapat selalu menjelaskan identitas penulisnya. You are what you writing! Sayapun lebih banyak mengenal para kompasianer melalui tulisan-tulisan mereka. Di sini, tulisan menjadi media saling untuk saling memperkenalkan diri, berbagi, berkasih sayang dan bersilaturrahmi.

Saya berkesimpulan bahwa kompasiana adalah pasar intelektual para penulis. Pasar ini sangat kompleks dan penuh inspiratif: bagi penulis, pembaca ataupun pengunjung. Penulis adalah para kompasianer yang menulis, pembaca adalah para kompasiner yang membaca tulisan kompasianer yang lain, sedangkan para pengunjung adalah oaring-orang yang bertandang ke pasar ini selain kompasianer. Sementara pihak pengelola adalah para pengurus pasar yang bertanggung untuk terus mengembangkan pasar ini menjadi lebih menarik. Selain itu, pasar intelektual ini yang paling utama ditopang oleh tiga hal berikut:

Pertama; Komoditas
Komoditas atau barang dagangan dalam pasar inelektual ini adalah semua tulisan yang tersebar dalam berbagai rubrik dan kategori. Komoditas ini sangat lengkap dengan beragam kulitas dan harga yang terjangkau. Ada artikel, ada berita, ada cerpen, ada puisi dan seterusnya. Para pembaca tinggal memilih saja tulisan apa yang dibutuhkan. Meskipun sama-sama artikel, bahan dan motifnya jelas tidak sama karena faktor perbedaan penulis, begitu juga dengan cerpen dan semuanya.

Kategorinya juga beragam: ada humaniora, kesehatan, perempuan, olahraga dan seterusnya. Tentu hal ini akan semakin membuat banyak opsi terhadap orang-orang yang ingin berbelanja di sini. Tinggal siapkan “keranjang otak” secukupnya, kita dapat memunguti setiap barang yang tersedia tanpa pilih-pilih: baca semua karena tidak ada ilmu atau informasi yang akan terbuang percuma.Tentu para penjual/penulis (kompasianer) sudah tahu: barang mana yang paling laris manis. Kita cukup liat saja di daftar tulisan terpopuler atau yang paling trend di google. Namun ingat, yang paling laris bukan berarti yang paling baik. Di sinilah para pengelola pasar punya peran penting untuk menyortir dan memilah-milah setiap tulisan yang masuk: ada yang ditaruh di artikel pilihan, ada yang dibuat headline, ada pula yang di luar itu.

Kedua; Transaksi
Bertransaksi adalah kegiatan inti para pembeli dan penjual di pasar, baik pasar modern maupun tradisional. Traksaksi dalam pasar intelektual ini bukan transaksi keuangan atau finansial, namun transaksi ilmiah atau intelektual. Antara pihak penulis dan pembaca (sesama kompasianer) melalui sebuah tulisan yang ditayangkan di kompasiana, akan terjadi interaksi simbolik sebagai batu loncatan untuk melakukan transaksi. Meskipun tidak semua interaksi ini berhasil menciptakan transaksi-transaksi.

Transaksi dalam pasar intelektual ini berkisar pada tiga hal: menilai, mengomentari dan menanggapi. Menilai berarti memberikan penilaian terhadap tulisan yang dibaca sesuai aspek yang sudah disediakan: bermanfaat, menarik, inspiratif dan aktual. Diantara opsi-opsi tersebut, para pembaca tinggal memilih satu saja sesuai daya kritis dan kecermatan pikiran masing-masing: yang bermanfaat belum tentu aktual, yang aktual belum tentu inspiratif, dan begitu seterusnya. Apapun pilihan penilaian yang diputuskan, itu merupakan bentuk apresiasi sesama kompasianer yang perlu juga diapresiasi.

Transaksi berikutnya adalah mengomentari dan menanggapi. Komentar dan tanggapan dapat berupa suplemen atau penambahan bahan-bahan penunjang, atau bisa berupa kritik dan saran atau berupa klarifikasi terhadap beberapa kesalahan. Keduanya merupakan transaksi yang sangat penting dalam sebuah tulisan. Tulisan yang berisi ide dan argumen kita terhadap sesuatu memang harus dibiarkan liar untuk menentukan nasibnya sendiri. Ia bisa diterima atau ditolak, bisa bertahan lama atau langsung tergusur. Tugas kita selanjutnya adalah terus menulis kembali tanpa henti. Saya teringat nasehat pak D. Zawawi Imron di masa silam: “Tulisanmu yang terbaik adalah tulisan yang belum kamu tulis. Maka tulislah!”

Ketiga; Kompetisi
Namanya juga pasar, kompetisi adalah hal yang wajar. Apalagi pasar intelektual seperti kompasiana, maka kompetisi bidang kepenulisan adalah motivasi eskternal untuk semakin meningkatkan gairah. Pihak pengelola cukup cerdas dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka semakin meningkatkan kualitas pasar melalui berbagai ajang kepenulisan. Termasuk pula pemilihan beberapa artikel untuk dijadikan buku bersama. Mungkin masih ada kebijakan serupa yang masih belum saya ketahui, atau masih dalam tahap perencanaan.

Begitulah kompasiana: pasar intelektual yang cukup fenomenal. Tugas kita sebagai penulis dan pembaca adalah menambah keseriusan dan ketekunan untuk terus berkarya dan bertransaksi ilmiah. Tentu semua itu harus dilakukan dalam rangka persaudaraan dan persatuan atas dasar kebangsaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar