Saya termasuk
pendatang baru di kompasiana sebagai kompasianer, meskipun jauh sebelumnya saya
sudah sering berkunjung untuk sekedar melakukan rekreasi intelektual, mengisi
waktu luang dan mencari informasi terkini tentang berbagai hal yang terjadi.
Kompasiana tampak seperti rumah bersama para penulis yang saling berbagi
manfaat dengan keunikan masing-masing. Semacam blog paguyuban yang saling
membangun interaksi melalui wacana macam-macam yang dituangkan dalam bentuk
tulisan.
Ada seorang
teman yang menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi, selalu menganjurkan
mahasiswanya untuk ikut bergabung dengan kompasiana: belajar menulis di sana.
Ada pula seorang teman yang konsisten menulis di kompasiana dengan beragam tema
dan informasi, termasuk menulis tentang kiprah tokoh-tokoh lokal yang akhirnya
menjadi tokoh yang agak “menasional”. Ada lagi seorang teman yang sudah biasa
menulis di media-media lokal, ketika mengirimkan tulisannya di kompasiana
menemukan fakta yang berbeda: jangankan dijadikan headline, tulisan yang
ia kirim tak masuk di artikel pilihan.
Kompasiana
memang dikemas sangat demokratis: setiap orang diberi kesempatan yang sama
untuk menjadi bagian di dalamnya. Setiap orang (baca: kompasianer) bebas menulis,
tentu dengan ketentuan tulisan yang sudah ditetapkan oleh pihak pengelola.
Kebebasan yang diberikan kepada siapa saja untuk bergabung, bukan berarti juga
kekebasan bagi orang yang bersangkutan untuk menuliskan apa saja, dengan cara
apa saja. Kebebasan tidak satu arah dengan kebablasan, apalagi sembarangan.
Namun
demikian, ketentuan tulisan yang ditetapkan oleh pihak kompasiana masih
memberikan ruang yang cukup bagi kompasianer untuk mengekspresikan imajinasi
dan mengeksplorasi pemikiran sesuai kapasitas personal yang dimilikinya. Tak
terlalu penting siapa yang menulis, tapi apa dan bagaimana ia menulis: setiap
tulisan secara tersirat dapat selalu menjelaskan identitas penulisnya. You
are what you writing! Sayapun lebih banyak mengenal para kompasianer
melalui tulisan-tulisan mereka. Di sini, tulisan menjadi media saling untuk
saling memperkenalkan diri, berbagi, berkasih sayang dan bersilaturrahmi.
Saya
berkesimpulan bahwa kompasiana adalah pasar intelektual para penulis. Pasar ini
sangat kompleks dan penuh inspiratif: bagi penulis, pembaca ataupun pengunjung.
Penulis adalah para kompasianer yang menulis, pembaca adalah para kompasiner
yang membaca tulisan kompasianer yang lain, sedangkan para pengunjung adalah
oaring-orang yang bertandang ke pasar ini selain kompasianer. Sementara pihak
pengelola adalah para pengurus pasar yang bertanggung untuk terus mengembangkan
pasar ini menjadi lebih menarik. Selain itu, pasar intelektual ini yang paling
utama ditopang oleh tiga hal berikut:
Pertama;
Komoditas
Komoditas atau
barang dagangan dalam pasar inelektual ini adalah semua tulisan yang tersebar
dalam berbagai rubrik dan kategori. Komoditas ini sangat lengkap dengan beragam
kulitas dan harga yang terjangkau. Ada artikel, ada berita, ada cerpen, ada
puisi dan seterusnya. Para pembaca tinggal memilih saja tulisan apa yang
dibutuhkan. Meskipun sama-sama artikel, bahan dan motifnya jelas tidak sama
karena faktor perbedaan penulis, begitu juga dengan cerpen dan semuanya.
Kategorinya
juga beragam: ada humaniora, kesehatan, perempuan, olahraga dan seterusnya.
Tentu hal ini akan semakin membuat banyak opsi terhadap orang-orang yang ingin
berbelanja di sini. Tinggal siapkan “keranjang otak” secukupnya, kita dapat
memunguti setiap barang yang tersedia tanpa pilih-pilih: baca semua karena
tidak ada ilmu atau informasi yang akan terbuang percuma.Tentu para
penjual/penulis (kompasianer) sudah tahu: barang mana yang paling laris manis. Kita
cukup liat saja di daftar tulisan terpopuler atau yang paling trend di google.
Namun ingat, yang paling laris bukan berarti yang paling baik. Di sinilah para
pengelola pasar punya peran penting untuk menyortir dan memilah-milah setiap
tulisan yang masuk: ada yang ditaruh di artikel pilihan, ada yang dibuat
headline, ada pula yang di luar itu.
Kedua;
Transaksi
Bertransaksi
adalah kegiatan inti para pembeli dan penjual di pasar, baik pasar modern
maupun tradisional. Traksaksi dalam pasar intelektual ini bukan transaksi
keuangan atau finansial, namun transaksi ilmiah atau intelektual. Antara pihak
penulis dan pembaca (sesama kompasianer) melalui sebuah tulisan yang
ditayangkan di kompasiana, akan terjadi interaksi simbolik sebagai batu
loncatan untuk melakukan transaksi. Meskipun tidak semua interaksi ini berhasil
menciptakan transaksi-transaksi.
Transaksi dalam
pasar intelektual ini berkisar pada tiga hal: menilai, mengomentari dan
menanggapi. Menilai berarti memberikan penilaian terhadap tulisan yang dibaca
sesuai aspek yang sudah disediakan: bermanfaat, menarik, inspiratif dan aktual.
Diantara opsi-opsi tersebut, para pembaca tinggal memilih satu saja sesuai daya
kritis dan kecermatan pikiran masing-masing: yang bermanfaat belum tentu
aktual, yang aktual belum tentu inspiratif, dan begitu seterusnya. Apapun
pilihan penilaian yang diputuskan, itu merupakan bentuk apresiasi sesama
kompasianer yang perlu juga diapresiasi.
Transaksi
berikutnya adalah mengomentari dan menanggapi. Komentar dan tanggapan dapat
berupa suplemen atau penambahan bahan-bahan penunjang, atau bisa berupa kritik
dan saran atau berupa klarifikasi terhadap beberapa kesalahan. Keduanya
merupakan transaksi yang sangat penting dalam sebuah tulisan. Tulisan yang
berisi ide dan argumen kita terhadap sesuatu memang harus dibiarkan liar untuk
menentukan nasibnya sendiri. Ia bisa diterima atau ditolak, bisa bertahan lama
atau langsung tergusur. Tugas kita selanjutnya adalah terus menulis kembali
tanpa henti. Saya teringat nasehat pak D. Zawawi Imron di masa silam:
“Tulisanmu yang terbaik adalah tulisan yang belum kamu tulis. Maka tulislah!”
Ketiga;
Kompetisi
Namanya juga
pasar, kompetisi adalah hal yang wajar. Apalagi pasar intelektual seperti
kompasiana, maka kompetisi bidang kepenulisan adalah motivasi eskternal untuk
semakin meningkatkan gairah. Pihak pengelola cukup cerdas dengan menjalin kerja
sama dengan berbagai pihak dalam rangka semakin meningkatkan kualitas pasar
melalui berbagai ajang kepenulisan. Termasuk pula pemilihan beberapa artikel
untuk dijadikan buku bersama. Mungkin masih ada kebijakan serupa yang masih
belum saya ketahui, atau masih dalam tahap perencanaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar